Saturday 19 March 2016

Bukti Nyata: Kesalahan dalam Berbahasa

Bukti Nyata: Kesalahan dalam Berbahasa

Pada kesempatan kali ini penulis akan memberikan bukti nyata kesalahan dalam berbahasa yang ada di sekitar lingkungan penulis.

Wednesday 9 March 2016

Kata Serapan : Menyerap Makhluk Asing

DIKUTIP DARI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, dan de l'homme par l'homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal itu, diusahakan ejaannya disesuaikan dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga agar bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Monday 7 March 2016

TANDA BACA : SALAH SEDIKIT BISA BAHAYA

TANDA BACA : SALAH SEDIKIT BISA BAHAYA

Halo, buat saudara-saudari yang membaca artikel ini! Pernah melihat tanda baca? Pasti pernah dong, malah dalam kalian membaca beberapa kalimat ini kalian sudah menemukan beberapa tanda baca. Kebanyakan orang menganggap tanda baca adalah hal sepele, meringan-ringankannya, menganggapnya enteng dan bahkan ada yang tidak menggunakannya sama sekali. Mungkin bagi beberapa individu hal ini tidaklah penting. Namun! Tanda baca bisa berakibat fatal jika tidak digunakan dengan baik, nih penulis beri beberapa contohnya:

Ayah, Nita akan kawin dengan pramugara Singa Terbang.
Ayah Nita akan kawin dengan pramugara Singa Terbang.

Lihat perbedaan arti hanya dengan satu koma? Coba bayangkan jika Nita memposting kalimat tanpa tanda koma di media sosial dan mentag ayahnya? Kesalahpahaman yang besar (dan berbahaya) akan terjadi. Untungnya, Nita di sini hanyalah karakter fiksi.