TANDA BACA : SALAH SEDIKIT BISA BAHAYA
Halo, buat
saudara-saudari yang membaca artikel ini! Pernah melihat tanda baca? Pasti
pernah dong, malah dalam kalian membaca beberapa kalimat ini kalian sudah
menemukan beberapa tanda baca. Kebanyakan orang menganggap tanda baca adalah
hal sepele, meringan-ringankannya, menganggapnya enteng dan bahkan ada yang
tidak menggunakannya sama sekali. Mungkin bagi beberapa individu hal ini
tidaklah penting. Namun! Tanda baca bisa berakibat fatal jika tidak digunakan dengan
baik, nih penulis beri beberapa contohnya:
Ayah, Nita akan kawin dengan pramugara Singa
Terbang.
Ayah Nita akan kawin dengan pramugara Singa
Terbang.
Lihat perbedaan
arti hanya dengan satu koma? Coba bayangkan jika Nita memposting kalimat tanpa
tanda koma di media sosial dan mentag ayahnya? Kesalahpahaman yang besar (dan
berbahaya) akan terjadi. Untungnya, Nita di sini hanyalah karakter fiksi.
Selain hal
tersebut, tanda baca juga bisa membantu kita untuk menyampaikan perasaan kita
lebih dalam kepada pembaca. Misalnya seperti hal di bawah ini:
Dia terlelap... matanya tertutup, takkan pernah
terbuka lagi.
Dia terlelap matanya tertutup takkan pernah
terbuka lagi.
Menurut kalian yang
mana yang lebih bagus? Sepertinya penulis tidak perlu menebaknya.
Ada banyak hal yang
bisa dilakukan tanda baca. Di sini penulis akan mencoba membahas lebih dalam
mengenai tanda baca yang insyaallah sama dengan EYD Indonesia. Jadi, sebenarnya
tanda baca itu apa sih? Berikut kutipan yang didapat dari wikipedia.
“Tanda baca adalah simbol
yang tidak berhubungan dengan fonem
(suara) atau kata dan frasa
pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk
menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan,
dan juga intonasi serta jeda yang dapat
diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa,
lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu
gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis”
Nah, sekarang
kalian tahu kan, apa itu tanda baca? Untuk memperdalam pengetahuan kalian, lebih
baik kalian juga mengetahui lebih lanjut mengenai pedoman penulisan tanda baca,
yakni sebagai berikut.
a.
Tanda Titik (.)
1.
Tanda titik dipakai
pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Zakiya membeli kacamata baru.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus
diberi jarak satu ketukan.
2.
Tanda titik dipakai
pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
a)
Raden
Dwi Pangestu T.
b)
Dewi
H. Lestari
Apabila nama itu ditulis
lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh:
Djuana Halifa
3.
Tanda titik dipakai pada akhir
singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
a) ST. (Sarjana Teknik)
b) MT. (Magister Teknik)
c) Kol. (Kolonel)
d) Yth. (Yang terhormat)
4.
Tanda titik dipakai pada singkatan
kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas
tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
a) dst. (dan seterusnya)
b) sda. (sama dengan di atas)
c) tgl.
(tanggal)
d) hlm.
(halaman)
5.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan
angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
a) Pukul
08.30 (pukul 8 lewat 30 menit)
b) 1.10.10 jam (1 jam, 10 menit, 10 detik)
6.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan
bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Ada 10.000.000 orang mengidap penyakit paru-paru.
7.
Tanda titik tidak dipakai
untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan
jumlah.
Contoh:
a) Ditunjukkan pada halaman 1232 bahwa Aniyas
telah meninggal.
b) Plat mobil Andre 00002.
8.
Tanda titik tidak dipakai
dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah
diterima oleh masyarakat.
Contoh:
a) BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)
b) SD (Sekolah Dasar)
c) PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa)
d) KTP (Kartu Tanda Penduduk)
9.
Tanda titik tidak dipakai
dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata
uang.
contoh:
a) Ar (emas)
b) 165 cm
c) kg (kilogram)
d) Rp350,00
10.
Tanda titik tidak dipakai pada
akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan
sebagainya.
contoh:
a) Menari di Atas Nisan
b) Pembukaan
c) Selanjutnya
b.
Tanda Koma
1.
Tanda koma dipakai di antara
unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum "dan"]
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma sebelum "dan"]
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum "dan"]
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma sebelum "dan"]
2.
Tanda koma dipakai
untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya,
yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Matanya merah dan rambutnya putih bersih, seperti kelinci.
Contoh: Matanya merah dan rambutnya putih bersih, seperti kelinci.
3.
a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
a) Kalau
hari hujan, saya tidak akan datang.
b) Karena
sibuk, ia lupa akan janjinya.
3. b.Tanda koma tidak
dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya
tidak akan datang kalau hari hujan.
4.
Tanda koma dipakai di belakang kata
atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi.
Contoh:
a) Oleh
karena itu, kamu harus datang.
b) Jadi,
saya tidak jadi datang.
5.
Tanda koma dipakai di belakang
kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
a) O,
begitu.
b) Wah,
bukan main.
6.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan
petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7.
Tanda koma dipakai di antara
(i)
nama dan alamat,
(ii)
bagian-bagian alamat,
(iii)
tempat dan tanggal, dan
(iv)
nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Contoh:
a) Medan,
18 Juni 1984
b) Medan,
Indonesia.
8.
Tanda koma dipakai untuk menceraikan
bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh: Purba, Antilan.
2010. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.
9.
Tanda koma dipakai di antara
bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10.
Tanda koma dipakai di antara nama
orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan
nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
11.
Tanda koma dipakai di muka angka
persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
a) 33,5
m
b) Rp10,50
12.
Tanda koma dipakai untuk mengapit
keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: Angel hanya bisa geleng-geleng kepala melihat temannya, Sarah, menari-nari bersama para beruang.
Contoh: Angel hanya bisa geleng-geleng kepala melihat temannya, Sarah, menari-nari bersama para beruang.
13.
Tanda koma dipakai untuk menghindari
salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan
dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
14.
Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat
jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex
tinggal?" tanya Stepheen.
c.
Tanda Titik Koma
1.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk
memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin
larut; kami belum selesai juga.
2.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus
tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama
pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
d.
Tanda Titik Dua
1.
Tanda titik dua dipakai pada akhir
suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
a) Kita
sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
b) Fakultas
itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata
atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Aggreste
Wakil Ketua : Mari
Sekretaris : Adrian
Wakil Sekretaris : Alya
Bendahara : Nino
Wakil bendahara : Chloe
Ketua : Aggreste
Wakil Ketua : Mari
Sekretaris : Adrian
Wakil Sekretaris : Alya
Bendahara : Nino
Wakil bendahara : Chloe
3.
Tanda titik dua dipakai dalam teks
drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Zart: "Kenapa?! Kenapa kau melakukan semua ini?!"
Zart: "Kenapa?! Kenapa kau melakukan semua ini?!"
Verold: "Mungkin kamu tidak mengerti sekarang, tapi ini
semua demi dirimu."
4.
Tanda titik dua dipakai (i) di antara
jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab
suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim,
Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
5.
Tanda titik dua dipakai untuk
menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
6.
Tanda titik dua tidak dipakai
kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri
pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan
kursi, meja, dan lemari.
e.
Tanda Hubung
1.
Tanda hubung menyambung unsur-unsur
kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan
(seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak
dipakai pada teks karangan.
2.
Tanda hubung menyambung huruf kata
yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
a) p-e-n-g-u-r-u-s
b) 8-4-1973
3.
Tanda hubung dapat dipakai untuk
memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:
Bandingkan:
a) ber-evolusi
dengan be-revolusi
b) dua
puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
c) Istri-perwira
yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
4.
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan
rangkap.
Contoh:
a) se-Indonesia
b) hadiah
ke-2
c) tahun
50-an
d) ber-SMA
e) KTP-nya
nomor 11111
f)
sinar-X
g) Menteri-Sekretaris
Negara
5.
Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
Contoh:
a) di-hack
b) pen-tackle-an
6.
Tanda hubung digunakan menyambung
suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Contoh:
a) Ayahku
bekerja di rumah sa-
kit.
b) Guru itu sedang me-
nulis di
depan kelas.
f.
Tanda Pisah (–, —)
1a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Gadis yang selalu
menghilang itu —andai saja
dia tidak pemalu—aku akan
membawanya ke taman bermain.
1b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau
keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
2a. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan
atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang
berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
a)
1919–1921
b)
Medan–Jakarta
c)
10–13 Desember 1999
2b. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama
perkataan dari dan antara, atau bersama tanda kurang (−).
Contoh:
a)
dari halaman 45 sampai 65, bukan dari
halaman 45–65
b)
antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara
tahun 1492–1499
c)
−4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C
1.
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat
yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ...
ya, marilah kita bergerak.
2.
Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam
suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan
langsung.
Contoh: Sebab-sebab
kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah
kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan
teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
1.
Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
a) Kapan
ia berangkat?
b) Saudara
tahu, bukan?
Penggunaan
kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
2.
Tanda tanya dipakai di dalam tanda
kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
a) Ia
dilahirkan pada tahun 1683 (?).
b) Uangnya
sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
i.
Tanda Seru (!)
Tanda
seru dipakai sesudah
ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Contoh:
a) Alangkah
mengerikannya peristiwa itu!
b) Bersihkan
meja itu sekarang juga!
c) Sampai
hati ia membuang anaknya!
d) Merdeka!
Oleh karena
itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau
ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau
transkripsi drama.
j.
Tanda Kurung ((...))
1.
Tanda kurung mengapit keterangan atau
penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
2.
Tanda kurung mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
a) Satelit
Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit
domestik di Indonesia.
b) Pertumbuhan
penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam
pasaran dalam negeri.
3.
Tanda kurung mengapit huruf atau kata
yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Contoh:
a)
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kokain(a)
b)
Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
4.
Tanda kurung mengapit angka atau
huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran
menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (d) promosi.
Hindari penggunaan
dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang
kalimatnya.
Contoh:
a) Tidak
tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy
Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
b) Tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv,
merupakan seorang pemimpin Ukraina.
c) Tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga
dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
1.
Tanda kurung siku
mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada
kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi
gemerisik.
2.
Tanda kurung siku mengapit keterangan
dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
l.
Tanda Petik ("...")
1.
Tanda petik mengapit petikan langsung
yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
a) "Saya
belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
b) Pasal
36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2.
Tanda petik mengapit judul syair,
karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Contoh:
a)
Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari
Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
b)
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul
"Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
c)
Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada
halaman 5 buku itu.
3.
Tanda petik mengapit istilah ilmiah
yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
Contoh:
a)
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara
"coba dan ralat" saja.
b)
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja
dikenal dengan nama "cutbrai".
4.
Tanda petik penutup mengikuti tanda
baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
5.
Tanda baca penutup kalimat atau bagian
kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau
ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat.
Contoh:
a) Karena
warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
b) Bang
Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
m.
Tanda Petik Tunggal ('...')
1.
Tanda petik tunggal mengapit petikan
yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Contoh:
a)
Tanya Basri, "Kau dengar bunyi
'kring-kring' tadi?"
b)
"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak
anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak
Hamdan.
2.
Tanda petik tunggal mengapit makna,
terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh: feed-back 'balikan'
Contoh: feed-back 'balikan'
n.
Tanda Garis Miring (/)
1.
Tanda garis miring dipakai di dalam
nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi
dalam dua tahun takwim.
Contoh:
a) No.
7/PK/1973
b) Jalan
Kramat III/10
c) tahun
anggaran 1985/1986
2.
Tanda garis miring dipakai sebagai
pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan
dan rumus matematika.
Contoh:
Contoh:
a) harganya
Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
b) kecepatannya
20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
c) 7/8
atau 7⁄8
d) xn/n!
Tanda
garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda
aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi ÷ .
Contoh: 10 ÷
2 = 5.
Di dalam
rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat
dipakai.
Contoh:
.
Contoh:
3.
Tanda garis miring sebaiknya tidak
dipakai sebagai pengganti kata atau.
o.
Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
Contoh:
a) Ali
'kan kusurati. ('kan = akan)
b) Malam
'lah tiba. ('lah = telah)
c) 1
Januari '88 ('88 = 1988)
Sebaiknya
bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.
Nah,
saudara-saudari sekarang tahu cara menggunakan tanda baca. Mungkin awal-awal
akan sulit membiasakan menggunakan tataan yang benar saat menulis, tapi jika
dibiasakan mulai sekarang maka akan bermanfaat untuk kalian juga! Salah
khilafnya mohon maaf, terima kasih telah membaca!
King of Spades Casino Online Casino - Shot
ReplyDeleteKing of Spades Casino is a brand new online casino featuring more than 500 games in a single game. Get the 제왕 카지노 가입 most out of your gaming